Cerpen
Kelima
|
Luna memandangi hujan
yang turun rintik-rintik. Hujan membuat halaman, tanah, daun dan pohon menjadi
basah. Udara dingin menusuk tulang. Sengaja Luna tidak mengenakan baju hangat.
Luna sedang marah dengan hujan karena membuatnya tak bisa bermain dan harus
terkurung dikamar. Sehari tidak bisa bermain luar, Luna kesal dan marah-marah.
Meskipun terkadang ia tidak tahu bermain apa. Pokoknya Luna tidak suka bermain
di dalam rumah yang selalu disebutnya sebagai “rumah hantu”. Sebab selalu sepi
tak ada orang. Padahal masih ada pembantu Luna. Tapi bagi Luna, percuma saja
ada mereka kalau papa dan mama tidak pernah ada di rumah.
“Non Luna, makan dulu,” ajak pembantu Luna. Luna menjawab tidak, tetap
memandang hujan. “makan di kamar ya, Non!”. Luna menggeleng, “belum lapar”.
Pembantu Luna pun tak bertanya lagi. Ia paham betul dengan nonanya ini. Jika
berkata tidak, tetap tidak. Padahal Luna sangat supel, ceria bahkan jarang
sedih. Tapi sejak orang tuanya sering ribut, berkelahi, bahkan jarang pulang,
Luna tidak lagi tersenyum. Pulang sekolah ia langsung bermain di halaman.
Luna tetap memandangi hujan yang sangat deras. Luna menyadari apa yang
sedang terjadi antara papa
dan mamanya. Bahkan membayangkan mereka akan berpisah.
Suatu hari Luna pulang sekolah, Luna memilih jalan kaki. Ia menolak
dijemput. Luna ingin pulang
sendiri dengan berjalan kaki. Luna berjalan sambil melamun. pandangan matanya
tidak mengarah ke jalan. Tiba-tiba Luna tersentak ketika seseorang berteriak
karena ditabrak olehnya. Ternyata ia menabrak seorang anak penjual kue.
“Maaf, aku benar-benar tak melihat,” ujar Luna sambil membantu memunguti
kue yang jatuh berserakan.
“Kamu sedang melamun?”
tanya anak itu.
“Aku hanya tidak
memperhatikan jalan,” ujar Luna bohong.
Anak itu mengajak Luna
duduk di emperan yang kebetualn tutup. Mereka bedua bercerita tentang nasibnya.
Ternyata nasib masih lebih baik.
setidaknya masih memiliki orang tua. Jika nanti orang tuanya benar berpisah,
Luna bisa menerimanya. Mungkin itu yang terbaik buat mereka dan Luna akan tetap
menyayangi keduanya.
Jalani hidup dengan
tegar dan tersenyum.
Iin Nur Wenda Sari
X Kecantikan Rambut 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar