|
DUKA DI BULAN MEI
Aku masih termenung duduk di dekat jendela kamar, pandanganku kosong. Tanganku masih memeluk erat
boneka beruang yang berwarna putih. Air mataku tidak berhenti menetes dari
mataku. Kejadian itu masih menyisakan perih di hatiku, selalu terngiang-ngiang
dalam benakku. Aku masih shok dengan
kejadian tragis itu. Sejak saat itu aku selalu mengurung diri di dalam kamarku. Shika, sahabatku, selalu mencoba membuatku dapat tersenyum kembali seperti dulu
sebelum kejadian itu menimpaku, tapi aku tidak bisa.
Saat itu tanggal 1 Mei
2009, tepat saat ulang tahunku yang
ke-17 tahun. Aku merayakan ulang tahunku itu dengan sangat meriah di sebuah
kafe milik saudaraku. Di ulang tahunku itu aku mendapat hadiah yang sangat
indah. Setelah acara tiup
lilin dan potong kue selesai,
tiba-tiba Vicky menghampiriku dan membawaku ke luar ruangan menuju sebuah taman
kecil di samping kafe.
“Ka, ini adalah hari yang paling indah untukmu, dan di hari ini aku ingin
sekali bisa menikmati hari yang indah ini denganmu,” kata Vicky. Vicky memang sering
memanggilku “Ka”, mungkin itu panggilan sayang darinya untukku.
“Apa maksudmu, Vick?” tanyaku
tak mengerti.
“Aku ingin…em…em….”
“Ingin apa?”
“Em… apa kamu mau jadi…em…”
“Jadi apa? Tolong katakan dengan jelas supaya aku mengerti apa yang kamu
maksud.”
“Apa kamu mau jadi kekasihku, Ka?” aku sangat kaget. Vicky mengutarakan perasaannya
padaku.rasanya aku ingin pingsan karena aku sangat terkejut sekaligus gembira
sekali. Pernyataan Vicky tadi hanya ku jawab dengan anggukan yang mantap. Vicky
memang pemuda yang aku idam-idamkan dari dulu. Mengetahui jawabanku tadi, Vicky spontan meloncat dan
berteriak “Yes! Hore….!”
Aku hanya tersenyum dan tersipu malu melihat tingkah Vicky. Setelah itu, kami berdua kembali ke dalam dan
kembali menikmati pesta dengan perasaan yang gembira.
Suasana pesta semakin meriah. “Ka, aku ke kamar mandi dulu ya,” kata Vicky. Sudah hampir
lima menit Vicky belum kembali dari toilel dan tiba-tiba,
“Kebakaran…kebakaran…!”
Serentak semua orang berlari meninggalkan ruangan itu. Aku bingung, aku
tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Vicky masih di dalam dan
aku tidak bisa menolongnya. Petugas pemadam kebakaran sudah berhasil memadamkan
api. Untunglah
api itu tidak membakar habis kafe.
Mereka juga menemukan Vicky.
Vicky langsung dibawa ke rumah sakit. Tapi sayang saat dalam perjalanan menuju
rumah sakit, Vicky sudah tidak tertolong lagi. Sebelum Vicky menghembuskan
nafas terakhirnya dia sempat berkata padaku, “Ka, aku sayang banget sama kamu, jangan pernah lupakan aku ya…!”
Kebahagiaan yang sempat aku rasakan sekarang berubah menjadi sebuah
kesedihan yang mendalam. Aku tidak menyangka Vicky akan pergi secepat itu.
Pulang dari rumah sakit aku langsung menuju kamarku, di sana aku menemukan sebuah boneka beruang putih yang sangat cantik,
ku baca pesan yang tergantung di leher boneka itu.
To : Karina
Ka,
ku harap kamu senang dengan hadiah dariku ini. Semoga hadiah ini bisa membuatmu
selalu dekat denganku. Cinta yang ku berikan padamu tidak akan pernah habis
sampai ku mati. Kau selalu di hatiku, jaga hadiah dariku ini.
From
: Orang yang selalu sayang padamu
“ VICKY “
Aku senang karena Vicky sangat menyayangiku, tapi aku sedih kenapa Vicky
baru sekarang menyatakan perasaannya? Aku
tidak bisa menahan air mataku yang terus mengalir dari mataku.
“Sudahlah, Rin. Vicky memang sahabat yang baik tapi pasti dia tidak mau
kalau kita terus bersedih, kita harus tetap semangat, Rin!” kata Ishika mencoba
menghiburku. “ Andai saja kamu tahu apa yang terjadi semalam sebelum kejadian
itu pasti kamu akan tahu bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang baru
setengah jam menjadi kekasihmu,”
kataku dalam hati.
Sampai detik ini aku belum bisa melupakan Vicky dan menggantikan posisi
Vicky di hatiku. Aku masih trauma dengan kejadian yang sangat memilukan di
bulan Mei itu.
Ayunurita Safitri
XI Busana Butik 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar