Jumat, 02 Desember 2011

KAJIAN NILAI-NILAI ISLAMI DALAM NOVELET PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Dalam sosiologi sastra, karya sastra memiliki hubungan yang erat dalam pendidikan sastra. Hubungan-hubungn itu meliputi hubungan karya dengan pembaca, karya dengan pengarang, karya dengan alam semesta, serta karya dengan penerbit.
Karya sastra memuat berbagai macam nilai yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Hal itu sejalan dengan tujuan adanya karya sastrra yang menyampaikan nilai-nilai sebagai pedoman dalam kehidupan. Nilai-nilai dalam karya sastra itu salah satunya adalah nilai-nilai islami. Nilai islami masih jarang disentuh dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga diperlukan adanya sumber yang bisa dijadikan bahan pembelajaran  guna mencapai pendidikan sesuai tujuan.
Dalam pembelajaran di sekolah, selain kurang disentuhnya tentang pendidikan islami sebagai pembentuk karakter siswa, dalam pembelajaran sastra khususnya fiksi hanya terbatas pada pembahasan novel dan cerpen. Padahal selain kedua jenis fiksi tersebut ada satu karya sastra yang juga memiliki unsure instrinsik dan ekstrinsik yaitu novelet. Novelet dapat dijadikan sumber belajar siswa karena menarik dan juga memuat nilai-nilai yang bermanfaat dalam masyarakat.
Karya sastra yang memuat nilai-nilai islami berupa novelet tersebut salah satunya adalah novelet Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy yang dipandang sangat tepat sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di sekolah, khususnya SMA.






  1. Kajian Teori
1.      Konsep Nilai-nilai Islami
a.       Hakikat Nilai
Kattsoff (dalam Hediana, 2009: 20) mengatakan bahwa hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara: Pertama, nilai sepenuhnya berhakekat subyektif, tergantung kepada pengalaman manusia pemberi nilai itu sendiri. Kedua, nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Ketiga, nilai-nilai merupakan unsure-unsur objektif yang menyusun kenyataan.
Mengenai makna nilai Kattsoff mengatakan, bahwa nilai menpunyai beberapa macam makna. Sejalan dengan itu, maka makna nilai juga bermacam-macam.Rumusan yang bisa penulis kemukakan tentang makna nilai itu adalah bahwa sesuatu itu harus mengandung nilai (berguna), merupakan nilai (baik, benar, atau indah), mempunyai nilai artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap “menyetujui atau mempunyai sifat nilai tertentu, dan memberi nilai, artinya menanggapi seseuatu sebagai hal yang diinginkan atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu.

b.      Nilai-nilai Islami
1)      Akidah
Secara etimologis, akidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan.  Akidah secara teknis juga berarti keyakinan atau iman.  Dengan demikian, akidah merupakan asas tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) islam dan menjai sangkutan semua hal dalam islam. Akidah juga merupakan sistem keyakinan Islam yang dibangun atas dasar enam keyakinan atau yang biasa disebut rukun iman yang enam. Dan Iman tidak hanya bertunpu pada ucapan lidah semata (Suroyo, dkk: 35)
2)      Syariah
Secara etimologis, syariah berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus diikut, yaitu jalan kea rah sumber pokok kehidupan, yaitu Allah. Kajian syariah tertumpu pada masalah aturan Allah dan Rasul-Nya atau masalah hukum. Aturan atau hukum ini mengatur manusia berhubungan dengan Tuhannya (hablun minallah) dan hubungan dengan sesamanya (hablun minannas). Kedua hubungan manusia inilah yang menjadi ruang lingkup dari syariah Islam (Suroyo, dkk: 36).
3)      Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab Al-akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata Khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat (Hamzah Ya’qub dalam Suroyo, dkk: 37). Dengan pengertian tersebut jelaslah bahwa kajian akhlak adalah tingkah laku manusia, atau tepatnya nilai dan tingkah lakunya, yang bias bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai buruk (tercela).
2.      Hubungan Akidah, Syariah, dan Akhlak
Akidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat, bahkan  merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Meskipun demikian, ketiganya dapat dibedakan satu sama lain. Akidah sebagai konsep atau sistem keyakinan yang bermuatan elemen-elemen dasar iman menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Syariah sebagai konsep dan syistem hukum berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh agama. Oleh karena itu, ketiga kerangka dasar tersebut harus terintegrasi dalam diri seorang muslim. Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran islam ibarat sebah pohon, akarnya adalah akidah, sementara batang, dahan, dan daunnya adalah syariah, sedangkan buahnya adalah akhlak.
3.      Pengaruh Nilai-nilai Islami terhadap Karya Sastra
Nilai-nilai islam yang ada dalam sistem ke masyarakat dapat berpengaruh tehdapat tingkah laku seseorang atau masyarakat yang meyakininya. Nilai-nilai itu mempengaruhi pola hidup, tingkah laku, dan keyakinan, sehinggga seseorang mampu menjalankan keislamannya secara menyeluruh. Seorang muslim yang mampu menjelaskan antara konsep islam dengan kehidupannya sehari-hari maka dialah seoramg muslim yang sejati.
Pengalaman keislaman yang dimiliki pengarang dapat pula mempengaruhi pengarang dalam menciptakan karya sastra. Habiburrahman adalah seorang sastrawan yang memiliki kesadaran untuk menyampaikan nilai-nilai tersebut, sehingga karya yang dibuatnya bernuansa islami.

4.      Pembelajaran Sastra
Dalam proses pembelajaran sastra, pengajar sastra hendaknya memperhatikan modal awal yang dimiliki siswa. Seperti yang diungkapkan Gilroy-Scott (dalam Herdiana, 2009: 27) yang menyatakan bahwa pembelajaran sastra hendaknya tanggap terhadap berbagai hal (modal awal) apa saja yang telah dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran, pengajar dituntut memperhatikan pengetahuan sekecil apapun yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai dengan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri sedang pengajar (guru) berperan sebagai fasilitator bagi siswa



  1. Metode Penelitian
1.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah novelet Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy.
2.      Teknik Pengumpulan Data
Dalam peneitian ini,  untuk memperoleh data dipakai teknik baca dan catat, serta deskripsi dalam pembahasan dan pengolahan data. Teknik baca dilakukan dengan cara membca dan mengamati secara cermat dan teliti semua kalimat yang memiliki frasa preposisi. Setelah kegiatan tersebut, dilakukan kegiatan pencatatan, yaitu dengan mencatat atau mendokumentasikan semua data penelitian.
3.      Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument).
4.      Analisis Data
Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini bertujuan mengkaji atau mendeskripsikan permasalahan yang akan diteliti sehingga penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Oleh karena itu, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengalisis data adalah sebagai berikut: (1) pengkodean, (2) pengkategorian, (3) pendeskripsian, dan (4) interpretasi.
5.      Keabsahan
Keabsahan data dalam penelitian ini dicapai dengan kegiatan yang meliputi analisis data secara kontinue, diskusi dengan teman sejawat, dan diskusi atau konsultasi dengan dosen pembimbing. Dengan demikian, untuk mencapai keabsahan data, peneliti melakukan cara mengkonsultasikan kepada orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan (ekspert judgment), dalam hal ini adalah dosen pembimbing.

BAB II
PEMBAHASAN

Wujud-wujud nilai islami yang terdapat dalam Novelet Pudarnya Pesona Cleopatra meliputi wujud nilai-nilai akidah, syariah, akhlak. Nilai-nilai islami tersebut bisa dijadikan sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di sekolah.
Wujud nilai-nilai akidah dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra meliputi iman kepada Allah swt dan iman kepada kitab Allah. Wujud-wujud nilai syariah meliputi puasa, pinangan, perkawinan, dan aqiqah dalam islam. Sedangkan nilai-nilai akhlak meliputi akhlah pribadi dan akhlak dalam bergaul dalam masyarakat.
Dalam proses pembelajaran sastra, pengajar sastra hendaknya memperhatikan modal awal yang dimiliki siswa. Seperti yang diungkapkan Gilroy-Scott (dalam Herdiana, 2009: 27) yang menyatakan bahwa pembelajaran sastra hendaknya tanggap terhadap berbagai hal (modal awal) apa saja yang telah dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran, pengajar dituntut memperhatikan pengetahuan sekecil apapun yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai dengan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri sedang pengajar (guru) berperan sebagai fasilitator bagi siswa.
Pembelajaran sastra dapat berlangsung dengan baik, apabila pemilihan bahan ajaran disesuaikan dengan perkembangan siswa. Pemilihan bahan pembelajaran sastra ini sangat penting karena pembelajaran sastra yang berhasil akan membantu dalam mencapai empat manfaat pembelajaran sastra: meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak.
Pemilihan bahan pembelajaran sastra berupa novelet tidaklah berlebihan karena sebagai sebuah karya fiksi, novelet memiliki unsur pembangun yang sama dengan noverl atau cerpen. Perbedaan mendasar antara cerpen, novelet dan novel terletak pada panjang pendeknya cerita sehingga berpengaruh terhadap konflik cerita, penyelesaian permasalahan, dll. Persamaan ketiganya meliputi unsur instrinsik dan ekstrinsik karya fiksi tersebut. Dengan begitu novelet dimungkinkan untuk dijadikan alternative pemelajaran novel atau cerpen membuat siswa memiliki pengetahuan bahwa karya fiksi tidak hanya cerpen dan novel, tetapi juga ada novelet.
Novelet Pudarnya Pesona Cleopatra dapat dimanfaatkan sebagai alternative bahan pembelajaran novel dan atau cerpen yang terdapat pada Sekolah  Menengah Atas (SMA) kelas X semester 1 dan kelas XI semester 1 yaitu sebagai berikut.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X semester 1
Berbicara
Standar Kompetensi:
Membahas cerita pendek melalui kegiatan diskusi
Kompetensi Dasar
6.2. menentukan nilai-nilai cerita pendek melalui kegiatan diskusi

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas XI semester 1
Membaca
Standar Kompetensi:
Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia atau novel terjemahan
Kompetensi Dasar
7.2 Menganalisis unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia atau terjemahan.

Dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy terdapat beberapa wujud nilai-nilai islami yaitu nilai-nilai akidah yang meliputi iman kepada Allah swt dan iman kepada kitab Allah. Selain itu juga terdapat nilai-nilai syariah meliputi puasa, pinangan, perkawinan, dan aqiqah dalam islam. Di samping itu terdapat nilai-nilai akhlak meliputi akhlah pribadi dan akhlak dalam bergaul dalam masyarakat.

A.    Wujud nilai-nilai akidah dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra
1.      Iman kepada Allah
Iman kepada Allah swt merupakan rukun iman yang bertama. Menurut Suroyo, dkk (2002: 35), iman kepada Allah adalah iman atau yakin bahwa Allah adal ilah (sembahan) yang benar. Allah berhak disembah tanpa menyembah kepada yang lain, karena Dialah pencipta hamba-hamba-Nya. Dialah yang memberi rizki manusia.
Dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra terdapat kutipan yang menunjukkan keimanan kepada Allah.

“Aku benar-benar merana. Satu-satunya harapanku hanyalah berkah dari Tuhan atas baktiku pada ibu yang amat kucintai”

“Apakah aku telah menjadi orang munafik karena telah mendustai diri sendiri dan banyak orang? Duhai Tuhan, mohon ampunan”

Pada kutipan di atas, beriman kepada Allah menjadikan tokoh “aku” menggantungkan harapan dan ampunan hanya kepada Allah swt. Tokoh aku memohon ampunan kepada Allah karena telah menjadi orang munafik dengan mendustai diri sendiri, walaupun begitu, tokoh aku telah berbakti kepada ibu.
Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan dengan mencintai seseorang karena Allah dan ia pasrah dan mengembalikan segala duka kepada Allah swt.
“Hanya Allah-lah tempat melabuhkan dukanya”
2.      Iman kepada Kitab Allah
Rasul telah beriman kepada Alquran yang telah diturunkan kepadanya. Demikian pula orang-orang yang beriman, mereka percaya kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab rasulNya, dan hari akhir, serta qadha dan qadar Allah swt. Alquran sebagai kitab suci yang diturunkan Allah merupakan obat bagi orang-orang yang beriman sebagaimana dalam Alquran surat Al Isra: 82 yang artinya:
“Dan kami turunkan dari Alquran sesuatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Dalam kutipan novelet Pudarnya Pesona Cleopatra adalah sebagai berikut:
“Beruntung ia memiliki cahaya Alquran di dalam hatinya”
B.     Wujud nilai-nilai syariah dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra
1.      Puasa
Puasa dari segi bahasa berarti menahan atau mencegah. Sedangkan dari segi istilah puasa berarti menahan makan dan minum serta mencegah dari segala hal yang membatalkannya dari terbit fajar sampai tenggelam matahari (Suroyo, dkk. 2002: 62). Puasa merupakan ibadah yang dilakukan dengan cara menahan diri dari makan dan minum dengan jangka waktu yang telah ditentukan oleh Allah swt. Puasa bagi seorang muslim merupakan proses yang harus dijalani untuk mencapai derajat muttakin (orang-orang yang bertakwa).
Selain menahan lapar dan haus, puasa melatih manusia untuk menahan syahwat dan mencegah ajaran-ajaran buruk dari nafsu syahwat. Seperti  dalam kutipan novelet Pudarnya Pesona Cleopatra menunjukkan bahwa salah satu hikmah dari puasa adalah tertahannya nafsu syahwat.
Ya Rabb, tanpa sepengetahuanku, selama dua bulan sebelum aku mengantarnya ke rumah ibu mertua ia bahkan sering berpuasa demi meredam hasrat biologisnya yang tidak pernah kupahami”
Pada kutipan di atas menunjukkan puasa yang dilakukan Raihana bermaksud untuk menahan hasrat demi mensucikan dirinya dari jerat kehinaan. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa puasa merupakan perisai agar terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Sebagaimana hadist Rasulullah saw.
“Puasa adalah perisai dari neraka seperti perisai salah seorang dari kalian dari perang” (Diriwayatkan Imam Ahmad)

2.      Pinangan
Pinangan atau lamaran dalam islam berarti penawaran dari seorang laki-laki kepada perempuan untuk melangsungkan akad nikah. Saat proses meminang, seorang laki-laki diperintahkan melihat calon istrinya. Sebagaimana hadist Rasulullah saw:
“Apabila salah seorang diantara kalian hendak meminang seorang perempuan, kemudian dia dapat melihat sekedar apa yang menarik untuk mengawininya, maka kerjakanlah (HR. Abu Daud)
Dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra ada kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut, yaitu:
“Saat khitbah, sekilas kutatap wajah Raihana, dan benar kata di Aida, ia memang baby face dan lumayan anggun.
3.      Perkawinan
Nikah merupakan jalan yang paling bermanfa’at dan paling afdhal dalam upaya merealisasikan dan menjaga kehormatan, karena dengan nikah inilah seseorang bisa terjaga dirinya dari apa yang diharamkan Allah. Oleh sebab itulah Rasulullah saw mendorong untuk mempercepat nikah, mempermudah jalan untuknya dan memberantas kendala-kendalanya. 
Nikah merupakan jalan fitrah yang bisa menuntaskan gejolak biologis dalam diri manusia, demi mengangkat cita-cita luhur yang kemudian dari persilangan syar’i tersebut sepasang suami istri dapat menghasilkan keturunan, hingga dengan perannya kemakmuran bumi ini menjadi semakin semarak. Dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra terdpat beberapa konsep tentang pernikahan dalam islam.



C.     Wujud nilai-nilai akhlak dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra
1.      Akhlak Pribadi
Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.
Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh menderita. Untuk itu manusia seharusnya bisa bersikap atau beraklak baik terhadap tubuhnya.
Selain itu sesuatu yang dapat membahayakan diri tersebut adalah hal yang bersifat psikis. Misalkan iri, dengki , munafik dan lain sebagainya. Hal itu  dapat membahayakan jiwa. Semua itu merupaan penyakit hati yang harus dihindari. Hati yang berpenyakit seperti iri dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit sekali menerima kebenaran, karena hati tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan iman, tetapi hati juga bisa berubah menjadi tempat kejahatan dan kekufuran.
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka sebagia seorang muslim dituntut untuk mengenali berbagai macam penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya merupakan tempat kebaikan dan keimanan menjadi tempat keburukan dan kekufuran. Seperti yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri dengki dan munafik. Maka kita harus mengenali penyakit hati tersebut.  Dalam novelet ini, hal yang paling dominant adalah sikap mendustai diri sendiri yang dilakukan oleh tokoh aku.
2.      Akhlak dalam Keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komuniksai. Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.
Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya.
3.      Akhlak dalam Bergaul atau Bermasyarakat
Akhlak baik terhadap manusia yang pertama adalah menahan diri dari mengganggu mereka dari segala sisi. Memaafkan keburukan mereka dan gangguan mereka terhadapmu, kemudian engkau bermuamalah dengan mereka dengan muamalah yang baik dalam ucapan maupun perbuatan. Termasuk akhlak baik yang paling khusus adalah sabar menghadapi mereka, tidak jenuh dengan mereka, berwajah cerah, berkata lembut, berucap indah yang menyenangkan teman duduk, memberikan kegembiraan pada teman, menghilangkan rasa tidak enak di hati mereka, dan terkadang memberikan gurauan jika memang ada maslahat. Akan tetapi tidak sepantasnya banyak bergurau atau guyonan. Karena bercanda dalam ucapan seperti garam pada makanan. Kalau tidak ada garam, makanan terasa hambar, namun bila terlalu banyak makanan menjadi asin. Dengan demikian, bila bercanda ini tidak ada atau sebaliknya melebihi batasan, maka menjadi tercela.
Termasuk akhlak yang baik adalah bergaul kepada manusia dengan apa yang pantas bagi mereka dan sesuai dengan keadaannya, dengan memandang apakah orang yang diajak bergaul itu masih kecil atau sudah besar, berakal atau terbelakang, seorang alim ataukah orang yang jahil/bodoh.

D.    Kesesuaian novelet Pudarnya Pesona Cleopatra sebagai Alternatif pembelajaran sastra di SMA
Dari hasil kajian diketahui bahwa novelet Pudarnya Pesona Cleopatra memiliki muatan nilai-nilai islami yang cocok untuk pembelajaran sastra di SMA. Pembelajaran fiksi di sekolah hanya novel dan cerpen, padahal selain itu ada novelet yang memiliki muatan yang sama dengan cerpen dan novel. Hal yang membedakan dari ketiganya adalah drasi penceritaan. Berdasarkan alas an tersebut, novelet dapat dijadikan alternative bahan pembelajaran sastra di sekolah. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran novel atau cerpen diajarkan pada SMA kelas X semester 1 dan kelas XI semester 1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X semester 1
Berbicara
Standar Kompetensi:
Membahas cerita pendek melalui kegiatan diskusi
Kompetensi Dasar
6.2. menentukan nilai-nilai cerita pendek melalui kegiatan diskusi

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas XI semester 1
Membaca
Standar Kompetensi:
Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia atau novel terjemahan
Kompetensi Dasar
7.2 Menganalisis unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia atau terjemahan.

KTSP merupakan kurikulum yang memiliki unsur kebaruan, salah satu unsur kebaruan itu adalah adalah kebebasan bagi guru untuk mengembangkan bahan ajaran. Keberhasilan proses pembelajaran sastra di sekolah tidak terlepas dari kemampuan guru untuk memilih bahan pembelajaran yang sesuai dengan siswa. Pada dasarnya KTSP merupakan kurikulum operasional yang tersusun dan dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi suatu pendidikan menyangkut potensi dan karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat serta potensi ata kemampuan bahasa secara praktek (Rahmanto, dalam Hediana: 38). Belajar sastra haruslah berpangkal pada relisasi bahwa setiap karya pada dasarnya merupakan kumpulan kata yang harus diteliti, dianalisis, dan diintegrasikan. Pengalaman dalam bersastra dapat dimulai dengan mennganalisis verbal dan unsur pembangun karya sastra.
Guru bahasa Indonesia dapat menjadikan novelet Pudarnya Pesona Cleopatra untuk dijadikan alternative bahan pembelajaran sastra. Sebagaimana telah diuraikan di atas, novel Pudarnya Pesona Cleopatra mengandung nilai-nilai islami yang meliputi akidah, syariah, dan akhlak.
Dalam proses pembelajaran sastra, guru terlebih dahulu memberikan tambahan pengetahuan teori tentang karya fiksi. Hal ini dilakukan karena siswa juga telah memiliki pengetahuan dasar tentang karya sastra. Selain itu, guru juga perlu memberikan penjelasan bahwa terdapat beberapa karya yang memuat keislaman. Guru menjelaskan nilai-nilai islami dalam sebuah karya sastra sebagai amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
Kegiatan pembelajaran sastra di kelas dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi unsur instrinsik dan ekstrinsik novelet Pudarnya Pesona Cleopatra secara berkelompok. Setelah dilakukan identifikasi unsur instrinsik dan ekstrinsik tersebut, selanjutnya siswa mencari wujud nilai-nilai islami yang terdapat dalam novelet tersebut. Apabila siswa kurang mengetahui wujud nilai islami, guru memberikan salah satu contoh wujud nilai islami dalam novelet tersebut. Selanjutnya nilai-nilai islami yang yang ditemukan sirna didiskusikan dengan kelompok lain agar siswa dapat lebih memahami nilai-nilai islami dalam novelet tersebut dan menambah pengetahuan dari kelompok lain yang belum ditemukan dalam kelompoknya.
Agar pemahaman siswa lebih mendalam dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata, siswa melakukan diskusi tentang bagaimana relevansi novelet Pudarnya Pesona Cleopatra dengan kehidupan nyata. Pemahaman nilai-nilai islami siswa secara benar dan pengaplikasian dalam kehidupan nyata merupakan salah satu hal yang paling utama yang diperhatikan dalam KTSP yaitu peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia yang menjadi dasar pembentukan kepribadian siswa secara utuh.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa novelet Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy banyak mengandung nilai-nilai islami. Secara garis besar nilai-nilai islami meliputi akidah (rukun iman), syariah (puasa, pinangan, perkawinan, dan aqiqah) serta akhlak (pribadi dan masyarakat). Novelet ini dapat mempengaruhi pembentukan karakter generasi muda karena di dalamnya banyak contoh-contoh perbuatan baik.
Jika dikaitkan dengan pembelajaran sastra, nilai keislaman yang terkandung dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra ini dan tema berbakti kepada orang tua yang dibumbuhi dengan kisah cinta islami sesuai dengan yang diajarkan kepada siswa pada tahap generalisasi. Hal ini dikarenakan pada tahap generalisasi siswa sudah mampu untuk berpikir realistis dan mampu menganalisis suatu fenomena. Siswa diharapkan mampu menentukan cara mereka berinteraksi dalam kehidupannya dalam masyarakat.




















BAB III
PENUTUP

Berdasarkan hasil kajian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Nilai-nilai islami novelet Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy  meliputi wujud nilai-nilai islami yaitu nilai-nilai akidah yang meliputi iman kepada Allah swt dan iman kepada kitab Allah. Selain itu juga terdapat nilai-nilai syariah meliputi puasa, pinangan, perkawinan, dan aqiqah dalam islam. Di samping itu terdapat nilai-nilai akhlak meliputi akhlah pribadi dan akhlak dalam bergaul dalam masyarakat.
2.      Novelet Pudarnya Pesona Cleopatra sebagai alternative bahan pembelajaran di SMA banyak mengandung nilai-nilai islami. Hal itu sangat penting agar dapat mempengaruhi pembentukan karakter generasi muda karena di dalamnya banyak contoh-contoh perbuatan baik.

















DAFTAR PUSTAKA

Hediana, Marli. 2009. Nilai-nilai islami dalam Novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dan relevansinya sebagai Bahan Pembelajaran di SMA. Yogyakarta: Skripsi FBS UNY.

Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suroyo, dkk. 2002. Din Al-Islam. Universitas Negeri Yogyakarta.

Wiyatmi. 2004. Pengantar Kajian Sastra. FBS UNY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar