Aliran Tradisional
1. Mengapa dalam aliran
tradisional tata bahasa lisan tidak berkembang?
Tata bahasa lisan tidak berkembang dalam aliran
tradisional karena aliran ini memahami bahasa yang sebenarnya adalah bahasa
tulis. Padahal, tulisan hanyalah wujud lain dari bahasa yang sesungguhnya.
Teori-teori yang dirumuskan kaum tradisional pun memandang bahasa itu adalah
yang tertulis, bukan yang dilisankan atau ujaran. Aliran tradisional
mengabaikan data-data dari bahasa lisan walaupun itu merupakan data yang empiris.
Tatabahasa lisan dalam aliran
tradisional tidak berkembang. Hal ini dikarenakan aliran tradisional
menggunakan tata bahasa preskriptif, yaitu tata bahasa yang cenderung
menghakimi benar-salah pemakaian bahasa. Mereka mempunyai prinsip “yang benar
adalah benar walaupun tidak umum dan yang salah adalah salah walaupun banyak
pengikutnya. Selain itu, aliran ini juga menggunakan tata bahasa normatif,
yaitu sangat berpegang teguh pada kaidah atau norma. Hal inilah yang membuat
aliran tradisional hanya menggunakan kaidah yang sudah ada dan tidak
memperhatikan perubahan bahasa yang terjadi dalam suatu masyarakat, padahal
bahasa itu bersifat dinamis.
2. Mengapa dlm aliran
tradisional tidak membedakan bahasa dan tulisan?
Penyebab aliran
tradisional tidak membedakan bahasa dan tulisan karena kaum tradisional ini
menganggap bahasa adalah bahasa tulis atau tulisan. Bagi mereka, tidak ada beda
antara bahasa dalam arti sebenarnya dengan perwujudan bahasa dengan media
huruf, sehingga dalam membuat pengertian pun aliran ini saling mencampuradukkan
keduanya.
Aliran tradisional tidak
membedakan bahasa dan tulisan dikarenakan adanya pencampuradukan pengertian
bahasa dan tulisan. Orang-orang pada aliran ini senang bergelut dengan
pembagian jenis kata sehingga tidak mengherankan jika pada aliran ini terdapat
banyak sekali pendapat yang berbeda tentang pembagian jenis kata. Pada waktu
itu orang-orang Romawi mempunyai kebiasaan mendewa-dewakan bahasa tulis. Selain
itu juga dikarenakan terpacu oleh pesatnya “teknologi Guttenberg” (era
ditemukannya mesin cetak).
3. Apa bukti aliran tradisional
memakai landasan pola pikir filsafat?
Bukti aliran tradisional
berdasarkan pada pola pikir filsafat adalah banyaknya pembagian jenis kata yang
bersumber dari onoma-rhema produk
Plato dan onoma-rhema-syndesmos
produk Aristoteles. Selain itu, adanya penggunaan istilah subjek dan predikat
yang sampai saat ini menjadi materi utama dalam pembelajaran bahasa di
sekolah-sekolah kita.
Bukti aliran tradisional berlandaskan pola pikir
filsafat adalah banyaknya tata bahasa yang membahas tentang pembagian jenis
kata yang awalnya berasal dari pembagian yang dilakukan Plato (Onoma dan Rhema) dan Aristoteles (Onoma,
Rhema, dan Syindesmos) serta penggunaan istilah subjek dan predikat. Kedua hal
di atas bersumber pada pola pikir filsafat yang menghasilkan pembagian
berdasarkan kerangka filsafat.
Aliran Struktural
- Apa yang ada ketahui tentang aliran structural dalam linguistik?
Dalam aliran Struktural, proses berbahasa dianggap
sebagai proses rangsangtanggap (stimulus-respon).
Satu rangsangan praktis (R) menyebabkan seseorang mengeluarkan bunyi bahasa
sebagai respon(t), bagi pendengar hal itu merupakan sebuah rangsangan atau
input berbahasa (r), yang menghasilkan sesuatu (T). Pandangan ini berdasarkan
pada paham behavioristik yang memyatakan berbahasa adalah sebuah kebiasaan.
Bukan sebuah warisan yang dibawa saat lahir. Konsep rangsang tanggap ini
menghasilkan sebuah metode pengajaran yang disebut drill an practice (Tubian).
- Analisis model Nida pada kalimat berikut
Pria berbaju
biru muda itu merogoh saku depannya dalam-dalam.
- Apa perbedaan aliran tradisional dan aliran struktural?
Aliran Tradisional memiliki perbedaan dengan aliran
struktural dalam hal landasan filosofinya. Aliran radisional memiliki landasan
pada asumsi-asumsi, dugaan dan prasangka-prasangka berdasarkan pola pikir
filsafat. Sedangkan aliran Struktural melandaskan kajian bahasanya pada data
dan fakta-fakta empirik yang didapatkan
dari penelitian ilmiah.
Aliran Transformasional
- Analisislah kalimat berikut ini dengan menggunakan diagram pohon dan rumus !
S
![]() |


![]() |
k.
relatif FV2
![]() |
![]() |
K.
relatif
![]() |
N penanda
relatif V det Adv V N
|
| | | | | |
Pria yang berkacamata itu sedang menggoda wanita
- Jelaskan konsep dasar strukturalisme yang dikritik oleh kaum transformasi!
Pertama, mengenai tindak berbahasa, menurut kaum stuktural,
setiap pengguna bahasa penutur asli itu pasti gramatikal. Konsep tersebut
ditentang oleh kaum transformasi. Menurut kaum transformasionalis, tindak
berbahasa sangat dipengaruhi oleh berbagai factor, misalnya keadaan seseorang,
pribadinya, permasalahan yang ada, lingkungan, situasi dan sebagainya.
Kedua, mengenai cara mendeskripsikan bahasa, kaum
strukturakis mendeskripsikan bahwa analisis bahasa dimulai dari fonologi,
morfologi, kemudian sintaksis. Ketiga bidang tersebut tidak boleh
dicampuradukkan. Oleh kaum transformasionalis dikritik karena menurut mereka
hal tersebut dipandang sebagai pekerjaan yang kurang efisien karena
membicarakan satu bidang tersebut tidak bias lepas dari bidang yang lain.
Ketiga bidang tersebut (fonologi, morfologi, dan sintaksis) merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan saat seseorang menganalisisnya.
Ketiga, menurut kaum strukturalis, struktur yang sering
digunakan dianggap lebih penting daripada stuktur yang jarang digunakan. Oleh kaum transformasional dikritik bahwa
belajar bahasa itu lebih baik jika dimulai dari sruktur-struktur yang sederhana
(walaupun frekuensi penggunaannya kecil) kemudian menuju yang lebih kompleks
- Salah satu karakteristik aliran transformasi adalah bahasa terdiri dari unsur competent dan performance. Jelaskan!
Unsur competent dalam
bahasa, merupakan pengetahuan seseorang tentang bahasanya. Hal tersebut
termasuk juga kemampuan seseorang untuk menguasai kaidah-kaidah yang berlaku
bagi bahasanya. Sedangkan unsure performance
atau performansi linguistik adalah keterampilan seseorang menggunakan
bahasa. Kedua unsure tersebut sama-sama penting dalam berbahasa.
Aliran Tagmemik
1.
Jelaskan landasan dari aliran Tagmemik!
Aliran tagmemik bertolak dari wawasan kesemestaan
bahasa, yaitu adanya kesamaan prinsip pada semua bahasa yang ada di dunia ini.
Pada dasarnya setiap aliran memiliki prinsip yang
berbeda dengan aliran lain. Bahkan tidak jarang aliran yang satu mencemooh
aliran yang lain, dengan argumentasi yang sangat masuk akal dan dapat
dipertanggungjawabkan menurut alirannya, tetapi sangat tidak masul akal dan
tidak dapat dipertanggungjawabkan menurut aliran yang lain.
Aliran Tagmemik mencoba menempatkan prinsip-prinsip
aliran-aliran tersebut pada proporsi yang semestinya. Prinsip-prinsip dari
aliran lain tidak diabaikan begitu saja.. Bahkan aliran tagmemik juga
mengartikan kesemestaan sebagai pengakuan adanya kesamaan antara tindak
berbahasa atau tingkah laku berbahasa dengan tingkah laku yang lain, yang
diperbuat oleh manusia.
2.
Analisislah kalimat di bawah ini menurut aliran Tagmemik!
Ibu akan memasak ayam.
S FB P FK O FB



+Act _ +Sta T +Und -
Rumus tersebut dibaca:
Akar klausa transitif (A Kla T) tersiri atas tagmem
dengan slot subjek (S) yang bersifat wajib (+) dengan peran Actor (Act)yang diisi oleh frasa benda
(FB), tagmem dengan slot predikat (P) bersifat wajib dengan peran statement (Sta) yang diisi oleh frasa
kerja (FK), dan tagmem dengan slot objek (O) bersifat wajib dengan peran Undergoer (Und) yang diisi oleh frasa
benda (FB).
3.
Komparasikan kalimat di bawah ini dengan model analisis Cook,
Verhaar, dan Pike & Pike!
Gonzales telah mencetak tiga
gol.
a. Model Cook:
Gonzales telah mencetak tiga gol
Slot: Subjek predikat objek
Klas: KB FK FB
b. Model Verhaar
Gonzales telah mencetak tiga gol
Slot : Subjek predikat objek
Kategori : KB FK FB
Peran : pelaku tindakan penderita
c. Model Pike & Pike
Gonzales telah mencetak tiga gol
Slot : Subjek predikat objek
Kategori : KB FK FB
Peran : actor statement undergoer
Kohesi : - transitif
Aliran Bloomfieldian,
Neobloomfieldian, stratifikasional, dan Kopenhagen
1.
Bagaimanakah hakikat bahasa
menurut aliran Bloomfieldian?
Bahasa
merupakan suatu proses stimulus respon. Ujaran diterangkan dengan kondisi di
sekitar kejadian.
2.
Apakah perbedaan antara aliran
Bloomfieldian dan aliran Kopenhagen?
No.
|
Aspek
|
bloomfieldian
|
kopenhagen
|
1.
|
Landasan
|
behaviorisme
|
filsafat
|
2.
|
Penelitian
bahasa
|
-Bersifat
empirik, data bahasa dikumpulkan secara cermat, bentuk satuan bahasa
diklasifikasi berdasarkan distribusi
-berdasarkan
pada fakta-fakta fisik yang dicocokkan dengan kenyataan
|
Analisis
menggunakan deduktif dan induktif
|
3.
|
Kelas kata
|
Sudah
menemukan kelas kata dan bersifat kolokatif
|
Belum mengenal
kelas kata
|
3.
Analisislah kata ‘mencangkul’
dengan model analisis vertikal dan horisontal dalam aliran stratifikasional!
Kata mencangkul
Stratifikasi vertikal
Bila dianalisis
sememik stratum terdiri atas semem (komponen semantik)
“ menggali atau membalik tanah dengan
alat untuk menggali (dibuat dr lempeng besi yg diberi bertangkai panjang untuk pegangan)”
Stratifikasi
horisontal
1. Bila dianalisis pada lexemic stratum terdiri dari prefiks meN- dan leksem cangkul
2. Bila dianalisis pada morfemik stratum terdiri
atas dua morfem [meN-]+[cangkul]
3. Bila dianalisis pada fonemik stratum terdiri
atas fonem-fonem /m/+/e/+/n/+/c/+/a/+/ng/+/k/+/u/+/l/
Aliran Praha, London, Neo-Fithians, Case Gammar
1.
Jelaskan hal-hal pokok yang
menandai aliran Praha!
Secara garis besar, aliran ini menandai diri dengan hal-hal
pokok seperti di bawah ini.
a.
fonologi,
yaitu tentang studi bunyi yang mempunyai arti fungsional
Dalam hal fonologi, aliran Praha membedakan dua aspek
penting yang digagas oleh N.S. Trubetzkoy, yaitu seperti di bawah ini.
1. Studi peran bunyi-bunyi ujaran dalam
menjalankan representative function dari bahasa.
2. Studi bunyi-byunyi tersebut dalam menjalankan
dua fungsi lainnya, yaitu expressive
dan appeal function.
Studi yang pertama disebut dengan phonologic dan yang kedua
phonostylistics. Fonetik mempelajari bagian fisik atau fisiologi bunyi,
sedangkan fonologi medalami fungsi bunyi. Inilah prestasi kelompok Praha yang
fundamental dalam membentuk gagasan tentang fonem. Mereka menggunakan teknik
minimal pair secara sistematik untuk
pertama kalinya. Konsep dasar mereka tentang fonem adalah perbedaan-perbedaan
yang terdenar dan menentukan dengan mana fonem-fonem dibedakan satu sama
lainnya dan dengan demikian pada gilirannya bisa membedakan unit-unit ujaran.
b. konsep
prespektif kalimat secara fungsional yaitu pendekatan dengan orientasi
fungsional, terhadap interpretasi linguistik dari stail
Bidang lain yang ditekuni adalah pandangan fungsional
perbedaan gramar dan style dengan tokohnya Vilem Mathesius dengan konsepnya
tentang functional sentence-prespective.
Dimana inti dari konsep ini ialah setiap ujaran tersusun atas dua susunan
berbeda, yaitu pola gramatik kalimat dan struktur pembawa informasi (information-bearing) dari ujaran. Dari
sini kemudian muncul istilah theme dan rheme—yang pada mulanya bernama foundation dan core. Theme adalah unsur nominal dalam pertanyaan, sedangkan rheme
yang dinyatakan oleh kata ganti tanya. Dalam kalimat Friends like him I don’t need secara gramatik subjeknya adalah I, namun secara psikologis adalah
friends like him, yaitu topic (theme) tentang mana suatu comment (rheme) dibuat.
c. studi fungsi estetik bahasa dan peranannya
dalam kesasteraan
Bidang berikutnya yang digali oleh kelompok Praha
adalah konsep fungsi estetika dari bahasa. Konsep ini lahir pada tahun 1930-an
dan awal 1940-an dengan tokoh utamanya Jan Mukarovsky. Ia menyebut bahwa setiap
objek tindakan termasuk bahasa bisa memliki fungsi praktisnya. Bahasa misalnya
mempunyai fungsi praktis komunikasi. Manakala objek atau tindakan itu menjadi
fokus perhatian dan untuk bjek atau tindakan itu sendiri, bukan untuk fungsi
praktisnya (nilai praktisnya sudah ditinggalkan), maka objek atau tindakan
tersebut dikatakan mempunyai nilai estetis. Dua istilah pentingnya adalah automatizatioan yang mengacau pada
stimulus biasa yang diharapkan dalam situasi sosial dan foregrounding (aktualisace)
yang mengacu pada stimulus yang secara kultural tidak diharapkan muncul dalam
situasi sosial, hingga menarik perhatian.
d. studi bahasa baku dalam masyarakat modern
Bidang lain yang digeluti aliran yang juga disebut
sebagai aliran Jenewa ini adalah studi tentang peranan bahasa dan diferensiasi
sosial. Hal yang paling ditekuni adalah tentang studi bahasa baku dan fungsinya dalam masyarakat
perkotaan. Tokohnya B. Havranek dan Mathesius. Mereka merumuskan bahwa bahasa baku bisa didefinisikan
kuran glebih sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasikan, disepakati oleh
dan berfungsi sebagai model bagi masyarakat ujaran yang lebih luas. Kelompok
ini menurukan dua ciri pokok bahasa yaitu: 1) flexible stability, dan 2)
intellectualization. Kesetabilan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dan
intelektual sebagai kecenderungan terus menerus untuk menuju ketetapan dan
kepastian dalam ekspresi atau ujaran.
2.
Jelaskan yang dimaksud dengan
konsep prosodic analysis dalam teori
pendekatan Firth!
Pendekatan
Firth dalam fonologi terkenal dengan sebutan prosodic analysis atau prosodic
phonology dimana Firth menolak teori fonem. Beberapa kelemahan analisis fonemik
yang didasarkan sepenuhnya pada pemisahan kesatuan ( continuum) ujaran ke dalam
segmen-segmen bisa diatasi dengan pengenalan apa yang yang disebut supra
segmental phonems. Prosodic analysis berbicara tentang dua tipe kesatuan yaitu
: phonematic unit dan prosody dan keduanya mengacu kepada cirri fonetik atau
sekelompok ciri fonemik dari suatu ujaran.
Phonematic
unit adalah segmen-segmen, disusun secara seri seperti konsonan dan vowel.
Prosody mengacu kepada ciri-ciri fonetik yang meluas pada keseluruhan atau
terbatas pada posisi yang membatasi struktur itu seperti stress ( tekanan )
atau juncture ( titik nada ). Sekilas mungkin phonematic unit dan prosody
kelihatan seperti padanan segmental dan suprasegmental phonemes dalam istilah analisis fonemik
kadang-kadang dimasukkan pada prosodi, seperti ciri-ciri patalisation
(patalisasi), nasalisation. (nasalisasi) atau lip rounding (pembundaran bibir).
Dengan penitikberatan pada relevansi struktur seperti seperti suku kata, kata
dan kalimat, analisis prosodic berusaha menghubungkan fonologi dengan grammar.
Dalam
analisis prosodic, sistem-sistem fonologis yang berbeda bisa disusun untuk
struktur-struktur yang berbeda atau tempat-tempat yang berbeda dalam struktur
(misalnya cirri-ciri yang bisa dipakai pada awal suku kata bisa tidak sama
dengan ciri-ciri yang bisa terjadi pada pada akhir satu suku kata dalam bahasa
tertentu).Dengan demikian analisis prosidik bisa juga disebut polysystemic
phonology atau multidimensional phonology sebagai kebalikan dari sifat
monosystemic dari analisis fonemik, dimana satu sistem fonologi disusun untuk
bahasa secara keseluruhan tanpa ada acuan struktur gramatik atau leksikal.
3.
Perhatikan
kalimat berikut ini.
John
cooked the vegetable by gas stov. Analisislah kalimat tersebut dengan teori case grammar!
a.
Kalimat
ini terdiri dari modalitas dan proposisi.
b.
Fungsi
modalitas memiliki fungsi kala past yang ditunjukkan oleh kata cooked.
c.
Proposisinya
sendiri terdiri dari 4 fungsi yaitu:
verba ---- cooked
pelaku ----
John
tujuan ---- chicken
alat
---- gas stov
Tidak ada komentar:
Posting Komentar