Kamis, 19 Januari 2012

Pendaftaran S3 Ilmu Pendidikan Bahasa

TELAH DIBUKA
PROGRAM DOKTOR (S3)
ILMU PENDIDIKAN BAHASA
PROGRAM PASCASARJANA, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LATAR BELAKANG
Pendidikan Bahasa masih dianggap sebagai bidang ilmu yang kurang penting di antara ilmu-ilmu yang lain. Masih kurangnya perhatian terhadap peran dan fungsi bahasa sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan kebijakan bahasa. Menyadari hal itu Program Pascasarjana UNY membuka Program Doktor Ilmu Pendidian Bahasa.
VISI, MISI, TUJUAN DAN MANFAAT

Visi
Terwujudnya Program Studi sebagai Pusat Unggulan yang mampu menghasilkan pengembang ilmu pendidikan bahasa yang profesional, bertakwa, mandiri, dan cendekia.
Misi
Misi penyelenggaraan Program Doktor, Program Studi Ilmu Pendidikan Bahasa PPs UNY ini adalah:
(1)       menyiapkan tenaga ahli dalam bidang pendidikan bahasa yang menjunjung tinggi nilai keagamaan dan kemanusiaan;
(2)       menyiapkan tenaga peneliti dan pengembang dalam bidang pendidikan bahasa yang memiliki kesadaran akan fungsi bahasa dalam mencerdaskan  kehidupan bangsa Indonesia;
(3)       menyiapkan tenaga ahli yang mampu menghasilkan dan mengimplementasikan teori-teori pendidikan bahasa yang efektif untuk meningkatkan kualitas penggunaan bahasa nasional, bahasa daerah, atau bahasa asing; dan
(4)       menghasilkan temuan-temuan ilmiah yang dapat mendorong perkembangan keilmuan dalam bidang pendidikan bahasa.

Tujuan
Tujuan penyelenggaraan program studi ini adalah untuk (1) menghasilkan lulusan yang bermutu, yang memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan konsep-konsep baru dalam bidang kebijakan dan pengelolaan  pendidikan bahasa nasional, bahasa daerah, atau bahasa asing, serta mampu mengimplementasikannya secara profesional dalam berbagai lembaga pendidikan tingkat lokal, nasional, regional, atau internasional; (2) meningkatkan perkembangan ilmu pendidikan bahasa.
Manfaat
Program studi ini bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli bergelar doktor dalam bidang pendidikan bahasa, yang sangat dibutuhkan oleh perguruan-perguruan tinggi penyelenggara program S1, S2, dan S3 yang memiliki program studi bahasa Indonesia, bahasa daerah, atau bahasa asing (Inggris, Jerman, Perancis, dsb), serta lembaga-lembaga yang relevan. Pada saat ini jumlah tenaga dosen bergelar doktor baru dalam Ilmu Bahasa sekitar 10-15% dari jumlah dosen. Padahal kebutuhan tingkat nasional minimal 30% dosen bergelar doktor, sedang standar universitas kelas dunia minimal 50%.

KEKHASAN

Program S3 Program Studi Ilmu Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Yogyakarta memiliki tiga konsentrasi, yaitu: Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Daerah, dan Pendidikan Bahasa Asing. Common ground pendidikan bahasa pada program ini memberikan wawasan yang luas dan mendasar bagi ahli di bidang Pendidikan Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan Bahasa Asing.

PENDAFTARAN

Pendaftaran mulai dibuka sejak November 2011 hingga  28 Desember 2011
Tes seleksi dilaksanakan pada 31 Desember 2011
Pendaftaran bisa dilakukan secara online.

Syarat-syarat  dan ketentuan pendaftaran bisa dilihat di http://pps.uny.ac.id/index.php?pilih=hal&id=13

Informasi:
Program Pascasarjana UNY
Kampus Karangmalang , Yogyakarta 55281

Telepon            : 0274-550836/550835
Fax                   : 0274-520326
Email               : kerjasama_pasca@yahoo.com
Website            : http://pps.uny.ac.id

Pertanyaan tentang Fungsi Bahasa (Linguistik Umum)


Soal
1.     Buatlah contoh masing-masing fungsi bahasa menurut Jacobson!
2.     Pelajari fungsi bahasa menurut Dell Hymes, kemudian bandingkan dengan fungsi bahasa menurut Jacobson. Adakah persamaan dan perbedaannya? Uraikan!

Jawab
1.      Contoh masing-masing fungsi bahasa menurut Jacobson;
a.    Fungsi Emotif: Rina baru saja diputuskan oleh pacarnya tanpa sebab yang jelas. Rina menceritakan keluh kesahnya kepada sahabatnya, Ranti.
Pada contoh tersebut, Rina menggunakan bahasa untuk mengungkapkan perasaan sedihnya. Dalam hal ini, tumpuannya terdapt pada si penutur (addresser).
b.    Fungsi Referensial: Nek Ijah senang mendongengkan cucunya sebelum tidur, malam itu ia mendongeng tentang sifat durhaka seorang anak yang bernama Malin Kundang.
Pada contoh di atas, si Nenek membicarakan tentang Malin Kundang dengan topik tentang sifatnya yang durhaka.
c.      Fungsi Puitik: Sinta sering bolos sekolah. Hal itu diketahui oleh Andi, sahabatnya. Andi kemudian menasehati Sinta agar tidak membolos lagi.
Pada contoh tersebut, Andi menggunakan bahasa untuk menyampaikan pesan kepada Sinta. Dalam hal ini, tumpuannya terdapat pada pesan (message) yang disampaikan.
d.     Fungsi Fatik: Dona duduk sendirian di taman kampus. Tiba-tiba Doni lewat dan melihat Dona sendirian. Doni pun berucap “Hai, sendirian aja?”
Kata-kata Doni sebenarnya hanyalah untuk mengadakan kontak dengan Dona.
e.    Fungsi Metalingual: Rini menjelaskan tentang kosakata-kosakata bahasa Mandarin kepada adiknya, Nora. Rini menjelaskan dengan bahasa Indonesia.
Dalam hal ini, bahasa Indonesia dipakai untuk membicarakan bahasa lain.
f.     Fungsi Konatif: Pak Guru menyuruh salah seorang siswanya untuk menghapus papan tulis.
Pada contoh di atas, yang menjadi tumpuan adala lawan tutur. Pak Guru memerintahkan, kemudian siswa bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan.




2.    Perbandingan fungsi bahasa menurut Jacobson dengan Dell Hymes;
Kedua tokoh ini mengungkapkan beberapa fungsi bahasa dengan rincian yang berbeda. Jacobson cenderung lebih singkat dengan delapan fungsi bahasa yang dikemukakan. Sementara Hymes juga memiliki beberapa fungsi yang sama denan Jacobson, tetapi ada beberapa tambahan yang lebih spesifik dari pendapatnya. Oleh karena itu, ntuk memudahkan bias dibedakan kepada persamaan dan perbedaan ide yang disampaikan oleh kedua tokoh ini.

a.      Persamaan
·        Jacobson dan Hymes mengungkapkan bahwa bahasa berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan penutur. Jacobson menamakan fungsi ini sebagai fungsi emotif karena bahasa digunakan untuk mewakili emosi penutur (Jacobson point 1, Hymes  point 6).
·        Salah satu fungsi dari kedua pendapat sepakat bahwa aspek bahasa ada pada lawan tutur (Jacobson point 6, Hymes point 5).
·        Fungsi metalingual yang diungkapkan Jacobson juga dikemukakan Hymes pada point 11. Hymes mengemukakan bahwa bahasa berfungsi untuk menguraikan bentuk-bentuk bahasa.
·        Kedua tokoh ini juga sepakat bahwa bahasa berfungsi sebagai alat kontak sosial dalam bentuk bertegur sapa, mengucapkan salam dll. Jacobson menamakan fungsi ini sebagai fungsi fatik.
b.      Perbedaan
·        Hymes mengutarakan fungsi bahasa sebagai sarana penyesuaian diri dengan norma-norma sosial dengan pengaplikasiannya dalam menulis berbagai jenis surat, Jacobson tidak mengemukakan fungsi ini.
·        Hymes memilah fungsi bahasa sebagai pengungkapan perasaan menjadi 2 point yang berbeda, yaitu untuk menyampaikan pengalaman tentang keindahan, keagungan, keluhuran atau hal yang baik-baik dan untuk menyampaikan perasaan secara umum. Hal ini berbeda dengan Jacobson yang hanya mengemukakan satu point tersebut dengan fungsi emotif.
·        Hymes juga menambahkan dua point yang tidak ada dalam pendapat Jacobson tentang fungsi bahasa untuk mengindarkan diri dengan pengungkapan keberatan dan fungsi bahasa sebagai pengungkapan perilaku performatif.
·        Jacobson memakai fungsi bahasa terbatas untuk membicarakan bahasa itu sendiri atau bahasa lain, sementara Hymes melebarkan fungsi tersebut dengan mengutarakan fungsi bahasa juga untuk membicarakan ilmu pengetahuan yang lain.

Analisis Kontrastif antara Konsonan Arab dengan Konsonan Indonesia




  1. Konsonan dalam Bahasa Arab
Konsonan-konsonan yang terdapat dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut.
1.      ba                          bilabial/letupan/bersuara
2.      mim                       bilabial/nasal/bersuara
3.      waw                      bilabial/geseran/bersuara/semivokal
4.      fa                           labiodental/geseran/tidak bersuara
5.      tsa                          apikodental/geseran/tidak bersuara
6.      dzal                       apikodental/geseran/bersuara
7.      dzo                        apikodental/geseran/bersuara/tebal
8.      sin                          apikodental/geseran/tidak bersuara
9.      zai                          apikodental/geseran/bersuara
10.  shod                      apikodental/geseran/tidak bersuara
11.  ta                           apikoalveolarl/letupan/tidak bersuara
12.  tho                         apikoalveolar/letupan/bersuara/tebal
13.  dal                         apikoalveolar/letupan/bersuara
14.  lam                        apikoalveolar/sampingan/bersuara
15.  nun                        apikopalatal/sampingan/bersuara
16.  ra                           apikopalatal/geseran/nasal/bersuara
17.  dhot                       apikopalatal/geseran/bersuara/sampingan/tebal
18.  syin                        apikopalatal/geseran/tidak bersuara
19.  jim                         apikopalatal/letupan/bersuara
20.  ya                          apikopalatal/gesera/bersuara/semivokal
21.  kaf                         dorsouvular/letupan/tidak bersuara
22.  qaf                         dorsouvular/letupan/bersuara
23.  ghain                     faringal/geseran/bersuara
24.  kha                        faringal/geseran/tidak bersuara
25.  ha                          faringal/geseran/tidak bersuara
26.  ain                         faringal/geseran/bersuara
27.  ha                          faringal/geseran/tidak bersuara
28.  hamzah                  faringal/letupan/bersuara


  1. Konsonan dalam Bahasa Indonesia
1.      B                           bilabial/letupan/bersuara
2.      P                            bilabial/letupan/tidak bersuara
3.      M                           bilabial/nasal/bersuara
4.      W                          bilabial/geseran/bersuara
5.      F                            labiodental/geseran/tidak bersuara
6.      V                           labiodental/geseran/bersuara
7.      T                            apikodental/letupan/tidak bersuara
8.      L                            apikoalveolar/sampingan/ bersuara
9.      N                           apikoalveolar/geseran/nasal/bersuara
10.  R                           apikoalveolar/geseran/berulang/bersuara
11.  S                            laminoalveolar/geseran/tidak bersuara
12.  Z                            laminoalveolar/geseran/ bersuara
13.  D                           apikopalatal/letupan/bersuara
14.  Sy                          laminoalveolar/geseran/tidak bersuara
15.  C                           mediopalatal/letupan/tidak bersuara
16.  J                             mediopalatal/campuran/bersuara
17.  Y                           mediopalatal/geseran/bersuara/semivokal
18.  Ny                         mediopalatal/geseran/bersuara/nasal
19.  K                           dorsovelar/letupan/tidak bersuara
20.  G                           dorsovelar/geseran/bersuara
21.  Kh                         dorsovelar/geseran/tidak bersuara
22.  Ng                         dorsovelar/geseran/bersuara/nasal
23.  H                           pharyngal/geseran/tidak bersuara
24.  Hamzah                 glottal/letupan/antara

  1. Kontrastif antara Konsonan Arab dengan Konsonan Indonesia
1.      Konsonan yang bersamaan
a.       B dan Ba                     bilabial/letupan/bersuara
b.      M dan Mim                 bilabial/nasal/bersuara
c.       W dan Waw                bilabial/geseran/bersuara        
d.      F dan fa                       labiodental/geseran/tidak bersuara     
e.       K dan kaf                    dorsovelar/letupan/tidak bersuara      
f.       Q dan qaf                    dorsouvular/letupan/bersuara
g.      H dan Ha                    pharyngal/geseran/tidak bersuara
2.      Konsonan yang Berbeda Sifat atau Makhraj
a.       sin (apikodental/geseran/tidak bersuara), sedangkan S (laminoalveolar/geseran/tidak bersuara)
b.      zai (apikodental/geseran/bersuara), sedangkan Z (laminoalveolar/geseran/ bersuara)
c.       ta (apikoalveolarl/letupan/tidak bersuara), sedangkan T (apikodental/letupan/tidak bersuara)
d.      dal (apikoalveolar/letupan/bersuara), sedangkan D (apikopalatal/letupan/bersuara)
e.       lam (apikoalveolar/sampingan/bersuara), sedangkan L (apikoalveolar/sampingan/ bersuara)
f.       nun (apikopalatal/sampingan/bersuara), sedangkan N (apikoalveolar/geseran/nasal/bersuara)
g.      ra (apikopalatal/geseran/nasal/bersuara), sedangkan R (apikoalveolar/geseran/berulang/bersuara
h.      syin (apikopalatal/geseran/tidak bersuara), sedangkan Sy (laminoalveolar/geseran/tidak bersuara)
i.        jim (apikopalatal/letupan/bersuara), sedangkan J (mediopalatal/campuran/bersuara)
j.        ya (apikopalatal/gesera/bersuara/semivokal), sedangkan Y(mediopalatal/geseran/bersuara/semivokal)
k.      ghain (faringal/geseran/bersuara), sedangkan G (dorsovelar/geseran/bersuara)
l.        kha (faringal/geseran/tidak bersuara), sedangkan Kh (dorsovelar/geseran/tidak bersuara)
m.    hamzah (faringal/letupan/bersuara), sedangkan hamzah (glottal/letupan/antara)
3.      Konsonan yang ada dalam Bahasa Arab, Tidak Ada dalam Bahasa Indonesia
a.       tsa                                apikodental/geseran/tidak bersuara    
b.      dzal                             apikodental/geseran/bersuara 
c.       dzo                              apikodental/geseran/bersuara/tebal    
d.      shod                            apikodental/geseran/tidak bersuara
e.       tho                               apikoalveolar/letupan/bersuara/tebal  
f.       ra                                 apikopalatal/geseran/nasal/bersuara
g.      lam                              apikoalveolar/sampingan/bersuara
h.      dhot                             apikopalatal/geseran/bersuara/sampingan/tebal
i.        ha                                faringal/geseran/tidak bersuara
j.        ain                               faringal/geseran/bersuara
4.      Konsonan yang ada dalam Bahasa Indonesia, Tidak Ada dalam Bahasa Arab
a.       P                                  bilabial/letupan/tidak bersuara
b.      V                                 labiodental/geseran/bersuara
c.       C                                 mediopalatal/letupan/tidak bersuara
d.      Ny                               mediopalatal/geseran/bersuara/nasal
e.       Ng                               dorsovelar/geseran/bersuara/nasal

  1. Cara Artikulasi Konsonan
a.       Konsonan tebal (mufakhamah) adalah konsonan yang diucapkan pangkal lidah diangkat ke atas.
b.      Konsonan tipis (muraqqaqah) adalah konsonan yang diucapkan pangkal lidah tidak diangkat ke atas.
c.       Konsonan berulang (tikrariah) adalah konsonan yang terjadi dengan menutup dan membuka saluran udara berkali-kali, sehingga bunyi yang keluar terasa seperti terputus-putus.
d.      Konsonan sampingan (janabiyah) adalah konsonan yang terjadi dengan penutupan saluran udara di bagian tengah rongga mulut.